Menerapkan sebuah model atap rumah jawa untuk rumah saat ini, sangatlah tak mudah. Namun sebuah keinginan sang owner menerapkan sebuah arsitektur fasad yang berbaur dengan tetangga sekitar, membuat saya harus dapat mencari komposisi fasad yang pas dan cocok di lahan yang memiliki ukuran 13×24 m2 ini. Dalam hal ini kami cukup sepakat bahwa dengan adanya memunculkan sebuah konsep rumah minimalis modern atau juga yang lainnya, akan dapat membuat nuansa lingkungan dalam perumahan tersebut kurang harmonis.
Sebetulnya jika saya melihat akan sebuah model atap yang telah digunakan pada tetangga sekitar, cenderung telah menggunakan sebuah model atap rumah adat Batak Karo yang di mana secara prinsip telah memiliki kemiripan terutama dalam adanya dualisme pada sudut atap.
Letak akan kesulitan desainnya ialah akan mencari komposisi yang tepat di dalam atap rumah jawanya yakni mencoba menemukan suatu titik perubahan akan kemiringan atap serta untuk penentuan pada sudut atapnya, karena akan dapat mempengaruhi sebuah tampilan rumah untuk secara keseluruhan. Namun tetapi overstek atau juga tirisan atap yang lebih panjang sebaiknya harus diterapkan untuk dapat mempertegas fungsional tropis yang telah dimiliki rumah jawa.
Dalam sebuah konsep denahnya, owner rupanya telah memiliki visi "ku tahu yang aku mau" jadi saya hanya dapat membantunya secara estetika untuk arsitekturnya saja. Kami telah sepakat pula mengenai akan adanya sebuah konsep simple dan juga sederhana dalam menentukan tampilan fasadnya.
Sebetulnya saya tak cukup terlalu puas dengan adanya hasil untuk konsep desain ini karena memang cukup susah untuk diterapkan, namun karena kami segera akan membangun untuk rumah ini. Tentu kami akan harus melakukan penyempurnaan akan desain sehingga nanti akan didapatkan sebuah komposisi yang benar benar cukup nyaman. Karena proses desainnya memang sangat cukup singkat mengingat sang owner rumah tak terlalu lama di Indonesia (orang bule ternyata - gak mudeng kali yak,,he he he he).
Saya berharap, kita akan lebih untuk mencintai akan arsitektur kita sendiri. Semoga sharing saya untuk kali ini bermanfaat untuk anda.
Sebetulnya jika saya melihat akan sebuah model atap yang telah digunakan pada tetangga sekitar, cenderung telah menggunakan sebuah model atap rumah adat Batak Karo yang di mana secara prinsip telah memiliki kemiripan terutama dalam adanya dualisme pada sudut atap.
Letak akan kesulitan desainnya ialah akan mencari komposisi yang tepat di dalam atap rumah jawanya yakni mencoba menemukan suatu titik perubahan akan kemiringan atap serta untuk penentuan pada sudut atapnya, karena akan dapat mempengaruhi sebuah tampilan rumah untuk secara keseluruhan. Namun tetapi overstek atau juga tirisan atap yang lebih panjang sebaiknya harus diterapkan untuk dapat mempertegas fungsional tropis yang telah dimiliki rumah jawa.
Dalam sebuah konsep denahnya, owner rupanya telah memiliki visi "ku tahu yang aku mau" jadi saya hanya dapat membantunya secara estetika untuk arsitekturnya saja. Kami telah sepakat pula mengenai akan adanya sebuah konsep simple dan juga sederhana dalam menentukan tampilan fasadnya.
Sebetulnya saya tak cukup terlalu puas dengan adanya hasil untuk konsep desain ini karena memang cukup susah untuk diterapkan, namun karena kami segera akan membangun untuk rumah ini. Tentu kami akan harus melakukan penyempurnaan akan desain sehingga nanti akan didapatkan sebuah komposisi yang benar benar cukup nyaman. Karena proses desainnya memang sangat cukup singkat mengingat sang owner rumah tak terlalu lama di Indonesia (orang bule ternyata - gak mudeng kali yak,,he he he he).
Saya berharap, kita akan lebih untuk mencintai akan arsitektur kita sendiri. Semoga sharing saya untuk kali ini bermanfaat untuk anda.